Ancam Bakal Berikan Tanggapan Tegas Jika Asetnya Disentuh Barat, Rusia: Tanah Air Kami Tidak untuk Dijual
Maria Zakharova. (Sumber: Russian Foreign Ministry)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Rusia mengancam Barat pada Hari Minggu, mengatakan mereka akan memberikan tanggapan 'tegas' jika aset-aset Rusia yang dibekukan disita, menjanjikan tantangan hukum yang “tak berkesudahan” dan tindakan balas dendam.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Rusia tidak akan pernah menyerahkan wilayah yang direbut dari Ukraina dengan imbalan pengembalian aset yang dibekukan.

"Tanah air kami tidak untuk dijual," tulis Zakharova di aplikasi pesan Telegram, melansir Reuters 28 April.

"Aset-aset Rusia harus tetap tak tersentuh karena jika tidak, akan ada tanggapan tegas terhadap pencurian yang dilakukan Barat. Banyak orang di Barat yang sudah memahami hal ini. Sayangnya, tidak semua orang," tandasnya,

Diketahui, sebagai tanggapan atas perang Rusia di Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya melarang transaksi dengan bank sentral dan Kementerian Keuangan Rusia, serta memblokir sekitar 300 miliar dolar AS aset berdaulat Rusia di Barat, yang sebagian besar berada di lembaga keuangan Eropa dan bukan Amerika.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah komentar terpisah, masih ada banyak uang Barat di Rusia yang dapat menjadi target tindakan balasan Moskow.

"Prospek tantangan hukum (terhadap penyitaan aset Rusia) akan terbuka lebar," katanya.

"Rusia akan mengambil keuntungan dari hal itu dan akan mempertahankan kepentingannya tanpa henti," tukas Peskov.

Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei mengatakan, Rusia sedang mempertimbangkan untuk menurunkan tingkat hubungan diplomatiknya dengan Amerika Serikat, jika pemerintah negara-negara Barat meneruskan proposal untuk menyita aset-asetnya yang dibekukan, lapor kantor berita negara RIA.

Kelompok negara-negara G7 diketahui berencana menggunakan aset keuangan Rusia senilai hampir 300 miliar dolar AS yang dibekukan akibat sanksi sejak tahun 2022 untuk membantu mendukung Ukraina, saat invasi Rusia sudah memasuki tahun ketiga.

Namun, bagaimana hal ini akan dilakukan masih sangat rumit, mengingat hal ini akan menjadi preseden yang kontroversial. Meski, Ryabkov mengatakan Moskow akan membalas secara ekonomi dan politik jika aset-aset tersebut disita.