Bagikan:

JAKARTA - Sebagian besar generasi Z atau gen Z merasa bahwa menerima atau melakukan panggilan telepon bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang mengandalkan suara untuk berkomunikasi.

Anak muda saat ini tumbuh di era digital yang lebih akrab dengan pesan teks atau chat online. Budaya komunikasi dengan teks dinilai lebih santai, sedangkan panggilan telepon dinilai lebih menegangkan bahkan bisa menimbulkan kecemasan bagi gen Z.

“Rasa cemas saat berbicara di telepon adalah hal yng sering kami temui (di kalangan gen Z),” kata penasihat karier di Nottingham College, Liz Baxter, dikutip dari BBC, pada Senin, 13 Januari 2025.

Tak hanya itu, Liz Baxter juga mengatakan bahwa banyak anak muda saat ini yang merasa kurang percaya diri jika berbicara melalui telepon.

“Banyak anak muda tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara lewat telepon,” tuturnya.

Pada studi yang dilakukan Nottingham College, menunjukkan bahwa ketakutan terhadap panggilan telepon yang berkaitan dengan gangguan kecemasan biasanya muncul karena merasa takut dihakimi atau merasa malu. Anak muda terus memikirkan hal yang mungkin terjadi selama percakapan berlangsung.

Dibandingkan menghadapi rasa tidak nyaman saat menerima panggilan telepon, banyak gen Z memiliki dinilai ‘tidak sopan’ dengan tidak mengangkat panggilan tersebut. Mereka memiliki menjawabnya dengan pesan teks, daripada harus merasakan ketegangan dan kecemasan di panggilan telepon.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa anak muda di bawah usia 27 tahun saat ini cenderung lebih nyaman berkomunikasi melalui media sosial. Termasuk juga dalam situasi bekerja atau hubungan asmara.

“Sebagian orang malah lebih memilih cara ini (berkomunikasi lewat media sosial). Itu menyelamatkan kita dari obrolan yang canggung,” kata seorang responden yang berusia 26 tahun.