Bagikan:

JAKARTA - Skor besar kembali tercipta di el Clasico. Barcelona kembali memenangkan duel klasik melawan Real Madrid di final Piala Super Spanyol atau Supercopa de Espana. Dalam duel di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Senin, 13 Januari 2025 dini hari WIB, Barca yang bermain dengan 10 orang setelah dikeluarkannya kiper Wojciech Szczesny di menit 56 menghancurkan rivalnya 5-2.

Skor besar kembali tercipta di el Clasico. Kali ini, Barca menunjukkan dominasi atas Madrid yang merupakan rival bebuyutan. Pada edisi pertama the biggest match di La Liga, Barca juga menang dengan skor telak 4-0 atas Madrid yang bermain di kandang sendiri di Santiago Bernabeu.

Meski menang besar bukan berarti Barca sepenuhnya unggul atas Los Merengues karena dua raksasa La Liga ini saling mengalahkan. Pada musim lalu, Madrid yang mendapat giliran menang dengan skor besar. Dari dua el Clasico di kompetisi domestik, Madrid menang dengan skor sama 4-0.

Begitu pula di final Piala Super Spanyol musim lalu. Madrid tampil sebagai juara setelah menghajar Blaugrana 4-1. Dan, Barca sukses menuntaskan dendam dengan menghancurkan tim asuhan Carlo Ancelotti di laga final musim ini.

Barca pun menggagalkan Madrid mencetak hattrick juara setelah mengalahkan Atalanta di UEFA Super Cup atau Piala Super Eropa dan kemudian memenangi Piala Interkontinental dengan menaklukkan klub Meksiko Pachuca.

Ini juga menjadi trofi pertama pelatih Hansi Flick yang menggantikan Xavi Hernandez menangani Barca di awal musim kompetisi.

Keberhasilan di turnamen yang memakai format empat tim itu menjadikan Barca memperpanjang rekor sebagai tim yang paling banyak memenangi Piala Super Spanyol. Kini, mereka sudah 15 kali mengangkat trofi. Disusul Madrid yang 13 kali menjadi juara.

Pelatih Flick menuturkan keberhasilan mengalahkan Madrid karena tim lawan melakukan banyak kesalahan. Situasi itu yang kemudian dimanfaatkan Barca. Mereka juga tetap solid saat Barca kehilangan seorang pemain sehingga hanya kebobolan satu gol yang memperkecil kekalahan Madrid.

"Sebuah gol saat melawan klub besar berarti bisa memenangkan titel juara. Itulah mengapa kami bekerja keras [demi mencetak gol]. Hanya saja kami harus bisa menunjukkan hal itu di laga berikutnya," kata Flick.

"Selain itu Real melakukan banyak kesalahan. Kami berhasil memanfaatkan keuntungan itu untuk mengendalikan permainan," ucapnya.

Sementara, Ancelotti mengakui Madrid bermain sangat buruk, terutama di babak pertama. Tak heran bila Barca bisa langsung mencetak empat gol sebelum turun minum.

"Di babak pertama, kami sama sekali tidak bermain bola. Kami lebih banyak bermain dengan bola-bola panjang. Padahal saya tidak berharap bermain seperti itu," ujar Ancelotti.

"Saya katakan kepada pemain, boleh saja kalah di pertandingan, tetapi jangan sampai kami bermain seperti di babak pertama," kata dia lagi.

Di laga itu, Madrid sesungguhnya melakukan start gemilang. Bahkan Los Blancos sudah unggul 1-0 saat laga baru berjalan lima menit. Gol dihasilkan Kylian Mbappe yang melakukan solo run sebelum menaklukkan kiper Szczesny.

Hanya permainan apik Madrid berlangsung sebentar saja. Selanjutnya, Barca yang keluar dari tekanan justru mampu menguasai permainan. Mereka pun melakukan serangan sembari menunggu terciptanya gol.

Hasilnya, bintang muda Lamine Yamal yang akhirnya memecah kebuntuan. Dia menyamakan skor menjadi 1-1 di menit 22.

Selanjutnya, Barca berbalik unggul setelah striker Robert Lewandowski mencetak gol dari titik penalti di menit 36. Hadiah penalti diberikan kepada Barca menyusul pelanggaran Eduardo Camavinga terhadap Gavi di area terlarang. Wasit menunjuk titik putih dan eksekusi penalti dituntaskan Lewandowski.

Unggul 2-1, Barca kian agresif menekan Madrid. Sebaliknya, Madrid malah kehilangan pola permainan sehingga lebih banyak memainkan bola-bola panjang yang bisa dipatahkan dengan mudah oleh barisan pertahanan Barca.

Hanya berselang tiga menit setelah gol Lewandowski, Barca memantapkan keunggulan. Kali ini, Raphinha yang mencatatkan nama di papan skor. Sundulan sang kapten yang menyambut umpan silang Jule Kounde sukses menaklukkan kiper Thibaut Courtois.

Barca kian tak terbendung. Saat memasuki injury time, bek Alejandro Balde memperbesar keunggulan sekaligus mematikan Madrid. Barca pun menutup babak pertama dengan skor 4-1.

Memasuki babak kedua, Madrid mencoba bangkit. Mereka mengawali tekanan saat Rodrygo mengancam gawang Barca. Hanya usahanya masih membentur tiang gawang.

Namun Barca yang sudah mengunci permainan Madrid kian melaju kencang. Pertandingan baru berjalan tiga menit, Raphinha sudah mencetak gol keduanya di laga itu. Pemain timnas Brasil ini menunjukkan aksi melewati barisan pertahanan Madrid sebelum membobol gawang Courtois untuk mencetak brace.

Setelah unggul 5-1, Barca terpaksa bermain dengan 10 orang setelah Szczesny mendapat kartu merah karena menjatuhkan Mbappe. Madrid sesungguhnya berupaya memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil.

Rodrygo akhirnya yang bisa membobol gawang Inaki Pena yang menggantikan Szczesny. Dia mencetak gol di menit 60 yang mengubah skor menjadi 5-2. Tidak lagi tambahan gol dan Barca merengkuh gelar juara setelah mempertahankan keunggulan itu.