SUMATERA BARAT - Orang minang sudah dikenal di berbagai penjuru tanah air ini. Orang Minang juga dikenal sebagai orang Padang. Sebenarnya Padang adalah ibukota provinsi dan tidak hanya orang padang yang bersuku Minang. Nah, berikut adalah fakta dan mitos tentang orang Padang yang telah menjadi stereotip.
Orang Padang terkenal cerewet
Sebagian besar orang Sumatera berwatak keras dan tegas dan tidak suka bertele-tele. Hal itu juga yang menjadi prinsip kebanyakan orang Padang. Mereka berbicara dengan apa adanya. Pengalaman hidup yang keras pada orang Padang secara tidak langsung membentuk pribadi yang tegas. Oleh sebab itu, jangan salah kaprah menangkap ketegasan mereka sebagai suatu sikap yang kasar dan cerewet.
BACA JUGA:
Orang Padang gemar merantau
Sebagian besar orang Minang memang gemar merantau. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi. Karena lapangan pekerjaan yang minim di kampung halaman, dengan berat hati mereka menuju kota lain bahkan negeri seberang untuk mencari nafkah. Sebagian besar dari mereka yang merantau memilih berdagang sebagai profesi utamanya.
Orang Padang dikenal pelit
Penilaian negatif ini tentunya sudah lama berkembang dan diyakini orang-orang Indonesia. Anggapan ini sebenarnya tidak sepenuhnya betul. Barangkali memang ada sebagian orang yang pelit, tetapi bukan berarti menunjukkan semua orang bersuku minang itu pelit.
Orang Minang memiliki karakter yang selektif, termasuk dalam pemakaian uang. Hal tersebut dikarenakan latar belakang mereka yang sebagian besar memiliki profesi berdagang. Itulah sebabnya kebanyakan dari orang Minang yang berdagang akan mempertimbangkan skala prioritas saat mengeluarkan uang.
Orang Padang (Minang) juga memiliki rasa sosial yang sangat tinggi. Biasanya, mereka yang sudah sukses tidak ragu-ragu memberikan modal usaha untuk keluarga yang masih kekurangan atau sedang menganggur.
Laki-laki Padang dibeli
Banyak yang beranggapan bahwa lelaki Minang itu harus dibeli saat mau menikah, bahkan dengan harga yang mencapai ratusan juta. Sebenarnya, tidak semua laki-laki minang dapat dibeli, hanya saja ada beberapa daerah di Sumatera Barat yang masih menggunakan tradisi itu. Salah satunya di Pariaman. Sebenarnya istilah dibeli juga kurang tepat, sebab tradisi ini pada dasarnya bukanlah transaksi jual beli manusia.
Di Pariaman, biasanya besar uang jemputan ditinjau dari profesi dan penghasilan, laki-laki yang memiliki profesi populer seperti Polisi, Tentara, Dokter biasanya mendapatkan uang jemputan yang besar, yaitu sekitar Rp50 Juta sampai dengan Rp150 Juta.
Orang Minang Itu Dijodohkan
Perjodohan bukanlah hal yang wajib lagi bagi orang minang, sama dengan masyarakat suku lainnya tentu orang tua ingin anaknya memiliki pasangan hidup yang baik dari segi finansial, pendidikan, agama dan prilaku. Orang jawa menyebutnya dengan istilah “lihat bibit, bebet dan bobotnya”. Nah, begitu juga dengan orang minang.
Perjodohan orang Minang saat ini tidak terlalu kental, banyak orang tua yang memberikan kebebasan untuk anaknya dalam memilih pasangan hidup. Namun, walaupun memberi kebebasan memilih, para orang tua di Minang tetap menentukan kriteria calon pasangan yang baik kepada anaknya.
Kira-kira begitulah fakta dan mitos yang sering kita dengar tentang orang Minang. Anda tertarik berjodoh dengan orang Minang?
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!